ad

Kanker Serviks

Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks/mulut rahim, di mana pada keadaan ini terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik. ( Sarwono, 1996 ). Faktor Penyebab ( Sarjadi, 1995 ) Walaupun dalam arti biologis sebab kanker serviks belum diketahui, tetapi ada keadaan tertentu yang berhubungan erat sekali dengan penyakit ini, sehingga dapat dianggap sebagai faktor-faktor penyebab. •Umur pertama kali kawin yang relatif muda ( dibawah 20 tahun ). Dikatakan bahwa pada usia muda epitel serviks uteri belum cukup kuat untuk menerima rangsangan spermatosoa. Makin muda umur pertama kali kawin, makin tinggi resiko mendapatkan kanker serviks uteri. •Jumlah kelahiran per-vagina yang cukup banyak, dimana melahirkan anak lebih dari tiga kali akan mempertinggi resiko. •Higiene atau kebersihan alat genital yang kurang baik, sehingga memudahkan terjadinya servisitis yang dipercaya erat kaitannya dengan terjadinya kanker serviks. •Spermatosoa terutama yang mempunyai kandungan protein tinggi akan merubah susunan biokimia sel epitel yang siap tumbuh menjadi kanker. •Smegma, yang berdasarkan penelitian ditemukan pada kelompok Yahudi yang mempunyai kebiasaan melakukan sirkumsisi pada bayi pria yang baru lahir, ternyata insiden kanker serviks uteri ditemukan sangat sedikit pada istri-istri mereka. •Hubungan seksual yang terlalu sering, terlebih dengan pasangan yang berbeda-beda akan meninggikan resiko. Berbagai virus ( virus herpes simpleks tipe-2, human papilloma virus ) disebut-sebut juga menyebabkan terjadinya kanker ini. Tanda dan gejala Gejala klinis stadium awal, yaitu tanpa keluhan ditemukan secara kebetulan, beser putih ( fluor albus ) yang sulit sembuh, kontak berdarah ( perdarahan post koital ) atau perdarahan per vagina yang disangka sebagai perpanjangan waktu haid ( manuaba, 1998 ) Pada stadium lanjut, baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa perdarahan yang hebat, fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang dapar hebat ( Sarijadi, 1995 ) Pencegahan ( Tucker, 1999 ) •Mempertahankan riwayat siklus menstruasi secara akurat ( frekuensi, lamanya menstryasi, jumlah dan warna ). •Pentingnya mempertahankan kebersihan diri dan ginekologis dengan baik. •Perlunya menghindari seringnya douching, khususnya selama remaja dan selama kehamilan. •Pentingnya menunda fungsi seksual pada 10 tahun pertama. •Perlunya pemeriksaan ginekologis periodik, reguler. •Pentingnya pemeriksaan sitologi pap smear pertama pada awal aktifitas seksual atau usia 18 tahun. ACS ( American Cancer Society ) mengemukakan bahwa wanita yang melakukan pap smear normal selama 2 tahun berturut-turut, kemudian dapat melakukannya 3 tahun sekali. American College Of Obstetrics and Gynecology ( ACOG ) merekomendasikan bahwa wanita yang melakukan pap smear setiap tahun dapat berhubungan seksual secara aktif. Pap smear dan pemeriksaan fisik merupakan penilaian paling efektif untuk deteksi dini dan perawatan evaluasi yang sesuai untuk mencegah kanker servikal. Metode cermin dari pemeriksaan mandiri untuk mengamati : ekskoriasi kulit, ulserasi, benjolan, leukoplakia dan atrofi Terapi ( Bagian Obstetri dan Ginekologi, Unpad ) Makin dini diagnosa, makin baik hasil terapi, maka diagnosa dini harus lebih diutamakan . (1).Stadium 0 ( nol ) •Hystrektomi totalis dan pengangkatan vagina secukupnya. Pada wanita muda ditinggalkan satu atau dua ovaria. Tidak dilakukan radioterapi oleh karena : -dapat menyebabkan menopause pada wanita muda. -Ada beberapa kasus yang resisten terhadap radioterapi. -Tidak dapat dilakukan konfirmasi dari diagnosa. •Amputasi cervix atau konisiasi Dilakukan pada wanita muda yang masih ingin punya anak, dengan syarat : -Bila lesinya kecil sekali. -Bila dapat dilakukan pemeriksaan smear secara teratur. - Bila klien cukup pengetahuannya untuk mengerti arti penyakitnya. (2). Stadium I b ke atas. •Irradiasi •Operasi •Kombinasi ( irradiasi dan pembedahan ) Cytostatica. Makin dini diagnosa, makin baik hasil terapi, maka diagnosa dini harus lebih diutamakan . (1).Stadium 0 ( nol ) •Hystrektomi totalis dan pengangkatan vagina secukupnya. Pada wanita muda ditinggalkan satu atau dua ovaria. Tidak dilakukan radioterapi oleh karena : -dapat menyebabkan menopause pada wanita muda. -Ada beberapa kasus yang resisten terhadap radioterapi. -Tidak dapat dilakukan konfirmasi dari diagnosa. •Amputasi cervix atau konisiasi Dilakukan pada wanita muda yang masih ingin punya anak, dengan syarat : -Bila lesinya kecil sekali. -Bila dapat dilakukan pemeriksaan smear secara teratur. - Bila klien cukup pengetahuannya untuk mengerti arti penyakitnya. (2). Stadium I b ke atas. •irradiasi •Operasi •Kombinasi ( irradiasi dan pembedahan ) •Cytostatica. Komplikasi ( Bagian Obstetri dan Ginekologi, Unpad ). Komplikasi irradiasi : •Kerentanan kandung kencing ( bersifat sementara ). •Diare ( bersifat sementara ). •Perdarahan rektal. •Fistula vesico atau recto vaginalis. Komplikasi operasi : •Fistula ureteral dan vesical. Selengkapnya...

Hipertensi

Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt kardiovaskuler ( Soekarsohardi,1999 ) Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas standar dihubungkan dengan usia ( Gede Yasmin,1993 ). Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa : Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler. Etiologi Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori : 1)Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas. Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti berrtambahnya usia , factor psikologis , dan keturunan. Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya . 2)Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi. Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 ) Patofisiologi. Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun . Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput . Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi, , glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormon .Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE ) Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999) Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit jntung koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 20000) Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut : -Pengaturan diit -Berolah raga -Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur -Menghilangkaan rasa takut -Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll. -Betabloker :Proparnolol, dll. -Alfabloker : Prazosin dll. -Penghambat ACE : Kaptopril dll. -Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995) -Nutrisi Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur. Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu : Diet rendah garam Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega. Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut : a)Jangan menggunakan garam dapur b)Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain. c)Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos. d)Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium. e)Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait 2)Diet rendah kolesterol / lemak. Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi adalah : a)Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega. b)Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan. c)Gunakan susu full cream. d)Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu. e)Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya. f)Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol. g)Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan. 3)Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal berikut : a)Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badab per minggu. b)Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi. c)Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan. Contoh menu untuk penderita hypertensi : 1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130 gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu, 2000 ). Selengkapnya...

Aquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS )

AIDS merupakan singkatan dari Aquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV.Dalam bahasa Indonesia dialihkan sebagai sindrom cacat kekebalan tubuh dapatan.(Depkes RI,1997) Cara transmisi HIV ditransmisikan dengan cara terbatas,antara lain melalui kontak seksual,komponen darah,dan secara perinatal.(Peter dan Esther,1997) HIV telah diisolasi dari sejumlah cairan tubuh,termasuk darah,saliva,urin,cairan serebrospinal,dan keringat.Virus HIV seringkali menginfeksi sel limfosit T helper (juga dikenal dengan nama T4+,CD4+,OKT4+).Walupun begitu temuan tersebut tidak berarti bagi kesehatan.Tidak ada bukti yang menyatakan bahwakontak dengan saliva atau air mata penderita dapat menyebabkan seseorang terinfeksi.(Richard dan Borucki,1997) Kegiatan dan/atau perilaku yang dianggap mempunyai resiko tinggi dan seringkali adahubungannya dengan infeksi HIV antara lain hubungan seksual melalui vagina dan atau hubungan seksual melalui anal serta kegiatan seksual lainnya yang potensial dapat menyebabkan seseorang terinfeksi oleh HIV.Kegiatan seksual lain yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya infeksi HIV antara lain : (1) Anilingus:menginduksi hubungan intim di daerah anal dengan menggunakan lidah. (2) Cunnilingus: menginduksi hubungan intim di daerah vagina/klitoris dengan menggunakan lidah(resiko lebih tinggi saaat menstrulasi) (3) Fellatio:menginduksi hubungan intim padadaerah genital pria dengan menggunakan lidah dan penghisapan (resiko lebih tinggi bila ejakulasi terjadi di dalam mulut) (4) Fisting:memasukan atau meletakan tangan,kepalan tangan,ataupun lengan bawah ke dalam rektum atau vagina (5) Urolagnia:menginduksi hubungan intim dengan cara mengeluarkan urin ke dalam kulit (lebih berisiko bila terdapat luka terbuka pada kulit,oral,vagina,atau rektum) (6) Memakai benda-benda seks pada rektum dan/atau vagina (7) Bergantian menggunakan jarum suntik dan penggunaan yang sering pada pecandu obat (8) Penderita hemofillia dan mereka yang menerima transfusi darah terutama sebelum pertengahan tahun 1985 (9) Transmisi ibu-janin: wanita yang terinfeksi HIV menularkan HIV ke janin yang dikandungnya bak saat dalam kandungan maupun saat melahirkan (25% dari 35% kasus). Kegiatan dan/atau perilaku yang dianggap mempunyai resiko rendah dan seringkali tak ada hubungannya dengan infeksi HIV antara lain: (1) Transmisi okupasi: dari bukti yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan mempunyai resiko kecil terhadap tansmisi okupasi(misalnya melalui jarum suntik) (kurang dari 0.4% atau 1:200). (2) Kontak yang tak disengaja: tidak ada bukti yang menyatakan bahwa AIDS atau HIV dapat ditransmisikan melalui udara,makanan,air,cairan muntahan,arthrooda(nyamuk),atau melalui kontak yang tak disengaja (misal berpelukan atau berciuman). Imunologi Imunitas merupakan respon adaptif yang normal.Sistem imun ini melindungi tubuh dari invasi mikroba dan mencegah terjadinya proliferasi sel yang mengalami mutasi seperti yang terjadi pada pertumbuhan neoplasma.(Borucki,1997) Saat ini pengetahuan mengenai sistem imun semakin meningkat melalui pengalan-pengalaman almi yang diperoleh dari individu yang mendapat gangguan pada sistem kekebalan tubuhnya baik itu yang diperoleh karena faktor herediter maupun karena kelainan kongenital.Dari pengalan-pengalaman tersebut diketahui bahwa perkembangan respon imun yang normal dapat terjadi dua perlengkapan senajata yang bekerja secara paralel,yang pertama Humoral dan yang lain adalah Seluler.Pengertian Humoral dan Seluler menyatakan bahwa sistem imun humoral bekerja melalui antibodi dan sistem imun seluler melaui sel di mana sebagian sel tersebut adalah sel T yang bersifat sitotoksik.(Borucki,1997) Kedua persenjataan tersebut pada awalnya tergantung pada sel-sel untuk mengenali,memproses,dan mempresentasikan antigen-antigen asing.Antigen-presenting-cells (APCs) ini biasanya berasal dari monosit/atau makrofag dan mempunyai cara yang unik dalam mengenali dan memberikan reaksi terhadap berbagai antigen asing yang sebelumnya tidak dikenal.Antigen APCs sangat unik karena mereka dapat berrespon terhadap berbagai antigen asing.APCs menfagositosis antigen asing (bakteri,virus,parasit,sel-sel tumor,jaringan yang ditransplantasikan),memproses antigen tersebut kemudian memperlihatkan antigen tersebut pada permulaan sel mereka sehingga sel-sel respon imun yang lainnya (sel-sel B dan T) dapat mengenali antigen-antigen ini sebagai antigen asing .Setelah matang,sel B dan sel T akan mengenali antigen tersebut secara spesifik dan hanya bekerja menghadapi antigen itu saja.Kedua sel tersebut dapat saja berespon terhadap antigen yang mirip tetapi sama sekali tidak akan berespon terhadap antigen yang sangat berbeda dengan antigen target mereka.Kemampuan respon imun tubuh untuk mengenali berbagi macam antigen kemudian tergantung pada skenario yang diatas yang diulang terus-menerus sehingga tubuh mengenali setiap antigen asing yang baru.(Borucki,1997) Sekali terstimulasi oleh interaksi APC,antigen asing dan berbagi macam modulator imun (interferon dan interleukin),sel-sel B mengalami transformasi dan membelah diri dalam proses ekspansi klonal.Selama proses maturasi berlangsung sel-sel B menjadi sel-sel plasma yang membawa imunoglobulin spesifik (suatu antibodi yang disingkat menjadi Ig atau Ab) pada permukaan selnya dan bila terangsang akan mensekresi imunoglobulin disekitar lingkungannya.Sel-sel plasma mungkin masih tetap belum bekerja selama respon awal sampai permukaan imunoglobulin mereka (surface imunoglobulins: sIg) berjumpa dengan antigen asing.Permukaan imunoglobulin sel-sel plasma dan imunoglobulin yang disekresikan bereaksi terhadap antigen yang sama.(Borucki,1997) Secara keseluruhan,antibodi yang diketahui terdiri dari lima kelas yaitu IgG,IgM,IgA,IgD,dan IgE.Sebagian besar imunoglobulin yang bersirkulasi ke dalam darah adalah dari kelas IgG dan empat subkelasnya yaitu IgG1,IgG2,IgG3,dan IgG4.IgA disebut juga secretory Ab) merupakan imunoglobulin yang dominan berada di air liur,bronkus,dan bagian tubuh lain yang mensekresi mukus.Setelah mereka mengalami pemaparan pertama dengan satu antigen,imunoglobulin dari kelas IgM secara khusus muncul terlebih dahulu kemudian secara cepat diikuti oleh respon sekunder yang sama dengan ditunjukkan oleh antibodi dari kelas IgG.Kelas IgM merupakan antibodi dengan masa hidup yang pendek yaitu sekitar 6 enam bulan,sedang IgG mempunyai masa hidup yang lebih lama,biasanya sampai beberapa tahun.Pola kemunculan IgM yang timbul terlebih dahulu baru kemudian diikuti oleh IgG sering kali digunakan sebagai alat bantu dalam diagnostik,karena IgM akan muncul diawal proses infeksi akut dan hanya terdeteksi pada waktu yang pendek.IgD merupakan komponen terbesar dari imunoglobulin permukaan (sIg) sel B,dan IgE merupakan imunoglobulin efektor pada saat terjadi reaksi hipersensitivitas tipe 1 (immediate,alergi,anafilaksis).(Borucki,1997) Respon imun seluler lebih bersifat komplek dan melibatkan komponen tiga macam populasi sel-sel T yang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula yaitu helper kemudian supresor dan sitotoksik.Fungsi sel T helper dan supresor adalah membantu mengatur aktifitas respon efektor cell-mediated.(Borucki,1997) Sel helper bekerja dengan meningkatkan atau memeprluas agresifitas respon cell-mediated (CMI).Penggolongan sel-sel T seringkali didasarkan pada penanda yang dibawa oleh sel tersebut dipermukaannya.Adanya penanda permukaan ini mengingatkan adanya fungsi yang berbeda pada subpopulasi dari sel-sel T;sebagai contoh,sebagian besar sel-sel T dengan aktifitas helper secara fenotip adalah sel-sel CD4.Sel-sel CD4 kemudian mewakili subpopulasi dari sel mediated respon imun.(Borucki,1997) Virus penyebab imunodefisiensi pada manusia beriaktan dengan CD4 (OKT4) pada permulaan sel-sel CD4+ secara progresif terinfeksi oleh HIV,dan fungsi sel helper yang penting secara bertahap menghilang.HIV juga menginfeksi monosit atau makrofage,sel-sel yang mempresentasikan antigen dan selanjutnya memperlemah respon imun untuk bereaksi terhadap antigen-antigen baru (neoantigens) dengan mengganggu aktifitas sel-sel CD4 dan APC yang sangat penting dalam respon terhadap neoantigen.(Borucki,1997;20) Sel-sel CD4 yang dapat ditekan tanpa adanya infeksi HIV,infeksi oleh virus serupa,atau karena sebab-sebab lain kondisi ini disebut limfositopenia TCD4+ Idiopatik atau ICL.ICL mempunyai sifat yang heterogen dalam hal pengaruhnya terhadap berbagai macam populasi dan menunjukkan maifestasi klinik yang berbeda ,kedua sifat tadi membuat ICL tidak sama dengan infeksi HIV dan AIDS.(Borucki,1997) Etiologi dan Patogenesis Human immunodefisiciency virus dianggap sebagai virus penyebab AIDS.Virus ini termasuk dalam famili retroviridae.(Borucki, 1997;23) Nama retroviridae atau retrovirus diberikan pada jenis virus ini karena kemampuannya yang unik untuk mentransfer informasi genetik mereka dari RNA ke DNA dengan menggunakan enzim yang disebut reserve transkripse,cara ini meruapakan kebalikan dari proses transkripsi (dari DNA ke RNA) dan translasi (dari RNA ke protein).Walupun pada awalnya retrovirus dididentifikasi keganasan,tetapi pada saat ini semakin jelas hubungannya dengan berbagai penyakit degeratif seperti AIDS.Retrovirus secara umum dibagi menjadi dua kelas yaitu transforming retroviruses (onkogenik) dan non transforming retroviruses (lentivirus).(Borucki,1997) Bila dibandingkan dengan virus-virus yang lain,retrovirus sukar berpindah dari satu pejamu ke pejamu yang lainnya.Ketidakmampuan untuk berpindah ini mencerminkan labilitas yang besar pada virion.Semua jenis retrovirus dapat diinaktivasi dengan mudah oleh deterjan dalam kadar ringan,pemanasan ringan,pengeringan serta cairan dengan pH rendah,sedang atau tinggi.Oleh karena itu transmisi virus ini diperkirakan tidak dapat terjadi melalui kontak fisik kecuali bila terkena darah atau cairan tubuh lainnya (seperti saat terjadinya hubungan seksual),maupun dari ibu ke janin yang dikandungnya.Kebanyakan infeksi retrovirus termasuk HIV didahului oleh suatu periode laten yang berlangsung selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.Periode laten yang panjang ini sudah harus diduga terjadi pada virus yang cara transmisi utamanya adalah vertikal atau kontak intim,karena virus yang membunuh pejamunya sebelum dapat ditransmisi tidak adapat bertahan hidup lama di alam.(Borucki,1997) Hasil studi terakhir menyebutkan bahwa pada periode laten di mana replikasi HIV dalam darah rendah ,replikasinya pada jaringan limfoid,termasuk kelenjar limfe,limpa,tonsil,dan adenoid,sangat tinggi.(Borucki,1997) Selanjutnya,dari bukti epidemologi awal pada penderita AIDS diperkirakan adanya agen yang dapat dipindahkan mungkin dalam bentuk virus,terutama semenjak diketahui bahwa cara transmisinya diketahui sama dengan virus hepatitis B yaitu melalui kontak seksual dan pertukaran darah dan produknya melalui transfusi.Hilangnya fenotip sel T CD4 secara perlahan dan selektif juga diperkirakan karen kemampuan afintas yang besar pada sel jenis ini. (Borucki,1997) Keluarga Retroviridae pada manusia diketaui bersifat leukemogenik sel T dan menyebar melalui kontak yang dekat (terutama kontak seksual) dan/atau produk darah,maka dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis retrovirus baru yang diperkirakan yang diperkirakan sebagai agen penyebeb AIDS.Hampir dalam waktu yang bersamaan dua kelompok peneliti,yang satu berasal Perancis diketahui oleh Luc Montagnier dan kelompok peneliti lain yang berasal dari Amerika,di bawah pimpinan pimpinan Robert C. Gallo mengisolasi retrovirus yang berasal dari penderita yang menderita AIDS.Kelompok peneliti dari Perancis menamai virus tersebut Lymphadeno associated virus (LAV),sedangkan Gallo menamai virus tersebut HTLV-III karena sebelumnya telah terindentifikasi retrovirus leukemogenik pada sel T lain yaitu,HTLV-1 dan HTLV-II.Kedua virus tersebut pada akhirnya dinyatakan sebagai agen yang identik dan melalui kesepakatan bersama disebut sebagai human immunodeficiency virus-1(HIV-1 atau HIV).Virus HIV kedua yang menyebabkan penyakit dengan spektrum yang sama telah berhasil diisolasi dan disebut dengan HIV-2.Angka kejadian dari penyakit yang disebabkan oleh virus HIV-2 ini di Amerika Serikat tercatat sangat jarang terjadi.(Borucki,1997;26) Genom dari HIV mempunyai persamaan yang sangat erat dengan retroviridae lainnya dan terorganisasi dalam tiga segmen pemberi kode yaitu kelompok segmen yang mempunyai komponen protein antigen (the group associated antigen protein components : GAG),mantel pembungkus (the envelope:ENV),dan segmen polimerasi (POL).Virus HIV mempunyai kemampuan tambahan yang dapat memberikan kode untuk komponen pengatur,termasuk fungsi positif (memperbesar) dan fungsi negatif (menghambat).(Borucki,1997) Gen HIV-ENV memberiakan kode pada sebuah protein 160-kilodalton (kD) yang kemudian membelah menjadi bagian 120-kD (eksternal) dan 41-kD (transmembranosa).Keduanya merupakan glikosilat;glikoprotein 120 (gp120) yang berikatan dngan CD4 dan mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu perlekatan virus dengan sel target; Glikoprotein 41(gp41) mungkin saja terlibat dalam perlekatan antara sel terinfeksi sel sehat dan dalam pembentukan sinsitium.Antibodi yang terbentuk karena adanya kedua glikoprotein ini sangat khas terdapat dalam darah penderita yang terjangkit infeksi HIV.(Borucki,1997) Protein-protein GAG merupakan komponen struktural utama dari virus ini.salah satu dari prtein-protein tersebut yaitu jenis protein 24-kD,p24,dapat ditemukan pada serum penderita yang menunjukan proses infeksi dan perkembangbiakan virus sedang berlangsung denagn aktif.dari data-data yang terkumpul diperkirakan adanya antigen ini pada serum penderita menandakan bahwa prognossis yang lebih buruk.Pada Penderita yang terinfeksi oelh virus HIV,di dalam peredaran darahnya akan ditemukan antibodi sebagai akibat adanya satu atau lebih protein-protein GAG.Antibodi-antibodi yang bekerja melawan komponen-komponen GAG atau ENV inilah yang diperiksa sewaktu dilakukan skrening darah dengan cara ELISA.(Borucki,1997) Gen POL bekerja memberikan kode genetik untuk tiga komponen utama yaitu reserve transcriptase (RT),protease (PR) dan integrase (IN).Komponen pertama yaitu RT disebut demikian karena bukanya mentranskripsikan DNA menjadi RNA seperti skenario pada umumnya,tetapi justru mengubah virus RNA menjadi DNA,peristiwa inilah yang disebut transkripsi terbalik.Karena sel-sel pejamu manusia tidak memerlukan proses sepeti ini,maka proses transkripsi terbalik yang unik ini menjadi suatu cara yang berguna untuk pengobatan. (Borucki,1997) Penyakit HIV akan diderita seumur hidup,tindakan-tindakan yang cukup keras harus diambil untuk mencegah penyebaran yang cepat dari virus tersebut.Hal yang perlu diingat adalah tidak semua orangnya yang menderita infeksi virus HIV akan langsung menunjukkan gejala-gejala klinik,sehingga transmisi dapat terus terjadi saat penderita masih dalam periode asimtomatik.Individu yang mempunyai resiko untuk memperoleh infeksi HIV dan mereka yang tercatat pernah menderita penyakit hubungan seksual lain perlu mendapatkan konseling mengenai pentingnya pemeriksaan HIV.Jika individu pada akhirnya menyetujui untuk dilakukan pemeriksaan maka pemberian konseling setelah pemeriksaan pada individu tersebut sangat dianjurkan walaupun hasilnya negatif.(Borucki,1997) Klasifikasi,Gejala,dan Tanda klinis Menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengklasifikasikan HIV/AIDS tergantung pada patofisiologi penyakit akibat peningkatan defisit imun dan penurunan fungsi.Klasifikasi HIV/AIDS adalah sebagai berikut : (1)Group I; infeksi akut,seperti gejala flu dan tes antibodi terhadap HIV negatif. (2)Group II (Asimtomatis); tes antibodi terhadap HIV positif,tidak ada gejala-gejala dan laboratorium yang mengarah ke HIV/AIDS (3)Group III (Simtomatis); tes antibodi terhadap HIV Positif,dan terjadi pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persisten generalized lymphadenopathy) (4)Group IVA; tes antibodi terhadap HIV positif,dan terjadi penyakit konstitusional (demam atau diare yang persisten,penurunan berat badan lebih 10% dari berat badan normal) (5)Group IVB; sama dengan group IVA disertai adanya penyakit neurologi,dementia,neurophati,dan myelophati. (6)Group IVC; sama dengan group IVB disertai sel CD4 < 200 mm,dan terjadi infeksi opurtunistik. (7)Group IV-D; sama dengan group IVC disertai terjadi tuberkulosis paru,kanker servikal yang invasif,dan keganasan yang lain. Cara Pencegahan Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan AIDS,belum ada vaksin yang dapat mencegah terjadinya AIDS,dan belum ada metode yang terbukti dapat menghilangkan infeksi karier HIV.(Lyons& Valentine,1997)Karena alasan ini,segala usaha harus dilakukan untuk mencegah AIDS dengan cara : (1) Hindarkan hubungan seksual di luar nikah dan usahakan hanya berhubungan dengan satu pasangan seksual,(2)Pergunakan kondom,terutama bagi kelompok perilaku resiko tinggi,(3)Seorang ibu darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV hendaknya jangan hamil ,karena bisa memindahkan virusnya kepada janin yang dikandungya,(4)Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku resiko tinggi hendaknya tidak menjadi donor darah,dan (5) Menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti; akupuntur,jarum tatto,jarum tindik,dll hendaknya sekali pakai dan harus terjamin streilitasnya.(Depkes,2002). Pemeriksaan Diagnostik Untuk HIV Ada dua pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV.Yang pertama adalah ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay),bereaksi terhadap antibodi yang ada adalam serum dengan memperlihatkan warna yang lebih tua jika terdeteksi antibodi virus dalam jumlah besar.Pemeriksaan ELISA mempunyai mempunyai sensitifitas 93% sampai 98% dan spesifitasnya 98% sampai 99% Kuhnl,1985).Tetapi hasil positif palsu (atau negatif palsu) dapat berakibat luar biasa,karena akibatnya sangat serius.Oleh sebab itu,pemeriksaan ELISA diulang dua kali,dan jika keduanya menunjukkan hasil positif,dilanjutkan dengan pemeriksaan yang lebih spesifik,yaitu Western blot.Pemeriksaan Western blot juga dilakukan dua kali.Pemeriksaan ini lebih sedikit memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.Jika seseorang telah dipastikan mempunyai seropositif terhadap HIV,maka dilakukan pemeriksaan klinis dan imunologik untuk menilai keadaan penyaki,dan mulai dilakukan usaha untuk mengendalaikan infeksi.(Price & Wilson,1995) Selengkapnya...

Dengue Haemorhagic Fever (DHF)

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990). DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996). Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. 2. Etiologi a. Virus dengue sejenis arbovirus. b. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC. Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak. 3. Patofisiologi Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian. 4. Tanda dan gejala a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. f. Sakit kepala. g. Pembengkakan sekitar mata. h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). 5. Komplikasi Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya : a. Perdarahan luas. b. Shock atau renjatan. c. Effuse pleura d. Penurunan kesadaran. 6. Klasifikasi a. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi. b. Derajat II : Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat. c. Derajat III : Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah. d. Derajat IV : Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba. 7. Pemeriksaan penunjang a. Darah 1) Trombosit menurun. 2) HB meningkat lebih 20 % 3) HT meningkat lebih 20 % 4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3 5) Protein darah rendah 6) Ureum PH bisa meningkat 7) NA dan CL rendah b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test). 1) Rontgen thorax : Efusi pleura. 2) Uji test tourniket (+) 8. Penatalaksanaan a. Tirah baring b. Pemberian makanan lunak . c. Pemberian cairan melalui infus. Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter. d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik, e. Anti konvulsi jika terjadi kejang f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR). g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari. 9. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya. Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi. a. Motorik kasar 1) Loncat tali 2) Badminton 3) Memukul 4) Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan. b. Motorik halus 1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan 2) Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik. c. Kognitif 1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi 2) Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah 3) Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal 4) Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang d. Bahasa 1) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak 2) Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan 3) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal 4) Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan 10. Dampak hospitalisasi Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan. Penyebab anak stress meliputi ; a. Psikososial Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peran b. Fisiologis Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri c. Lingkungan asing Kebiasaan sehari-hari berubah d. Pemberian obat kimia Reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6-12 tahun) e. Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya f. Dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyeri g. Selalu ingin tahu alasan tindakan h. Berusaha independen dan produktif Reaksi orang tua a. Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan dan dampaknya terhadap masa depan anak b. Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familiernya peraturan Rumah sakit. Selengkapnya...

Photo Tour De Sarangan

waduh setelah menempuh berkilo - kilo akhirnya sampai juga di sarangan, tour ini start di kota magetan, trus finish di sarangan wah ternyata asik juga ya bersepeda....walaupun capeknya minta ampun tapi semangat olah raga ,masih tetap berkobar.... setelah kecapekan bersepeda kamipun bersantai - santai menikmati indahnya pemandangan di sarangan bersama teman - teman, Selengkapnya...

Tehnik - Tehnik Menyusui

Tehnik Menyusui Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah karena tidak mengetahuinya cara-cara menyusui yang benar. Oleh sebab itu untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik menyusui. Langkah- langkah menyusui yang benar menurut Soetjiningsih, 1997: a.Sebelum menyusui putting susu dan areola mammae dibersihkan dengan kapas basah atau ASI dekeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan sekitar kalang payudara. b.Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara. •Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. •Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan menggunakan satu lengan, kepala bayi terletak pada siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan). •Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satunya di depan. •Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya menoleh atau membelokkan kepala bayi). •Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. •Ibu menatap bayi dengan kasih sayang. c.Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan putting susu atau kalang payudara saja d.Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (roting refleks) dengan cara: -Menyentuh pipi dengan puting susu atau -Menyentuh sisi mulut bayi e.Setelah bayi mebuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting susu serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi. -Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang payudara. -Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga. f.Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi: -Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah. g.Menyendawakan bayi Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi adalah: -Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan -Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan. Selengkapnya...

Manfaat ASI

Manfaat ASI Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak, karena dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi saja, tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara Keuntungan menyusui bagi bayi a.Ditinjau dari Aspek Gizi Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah dicerna dan diserap, karena perbandingan whey protein /casein adalah 80/20, sedangkan susu sapi 40/60. Disamping itu ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa, dan enzim laktase sudah ada sejak bayi lahir. b.Ditinjau dari Aspek Imonologi Mengandung Zat kekebalan antara lain: Imunitas selular yaitu lekosit sekitar 4000/ml ASI yang terutama terdiri dari Makrofag Imunitas humoral, misalnya sIgA- ensim pada Asi yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase. Laktoferin Faktor bifidus Antibodi lainnya: Interferon, faktor antistafilokokus, antibodi HSV, B12 binding protein, dan komplemen C3 dan C4. Tidak menyebabkan alergi c.Ditinjau dari Aspek Psikologis Mendekatkan hubungan ibu dan bayi Menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain/ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri. d.Manfaat lainnya bagi Bayi •Mengurangi insidens karies dentis •Mengurangi maloklusi rahang •Asi mengandung sekitar 13 macam hormon antara lain ACTH, TRH, TSH, EGF, Prolaktin, Kortikosteroit, Prostaglandin, dll. Keuntungan Menyusui bagi Ibu a.Aspek kesehatan ibu Mengurangi perdarahan post- partum Mempercepat involusi uterus Mengurangi insidens karsinoma payudara b.Aspek psikologis Mendekatkan hubungan ibu dan anak Memberikan perasaan diperlukan c.Aspek keluarga berencana Menunda kembalinya kesuburan, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Perlu diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering baru mempunyai efek keluarga berencana. Keuntungan Menyusui bagi Keluarga •Hemat karena tidak perlu menyediakan dana untuk membeli susu formula •Bayi jarang sakit, bisa menghemat biaya pengobatan •Mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. Keuntungan bagi Bangsa dan Negara a.Dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian anak. Karena nilai gizi yang optimal dan adanya faktor protektif pada ASI, maka anak jarang sakit dan kematian anak yang minum ASI lebih rendah b.Mengurangi subsidi rumah sakit untuk perawatan ibu dan anak. Rumah sakit tidak perlu membeli susu formula, botol dot, bahan bakar untuk mensterilkan botol, dll. Disamping itu dengan rawat gabung akan menurunkan insiden infeksi nusokomial, sehingga selain perawatan ibu dan anak lebih pendek, juga menghemat pembelian antibiotika, cairan infus, dll c.Mengurangi subsidi biaya perawatan anak sakit. Telah terbukti bahwa bayi yang minum susu botol lebih sering sakit diare, penyakit infeksi saluran pernafasan dan malnutrisi dari pada yang minum ASI. d.Mengurangi devisa negara untuk membeli susu formula. e.Meningkatkan kualitas generasi penerus, karena anak yang mendapatkan ASI tumbuh kembang secara optimal, dengan demikian kualitas generasi penerus terjamin. Jadi betapa besarnya andil menyusui dalam hidup ini, sehingga sangat disayangkan kalau sampai ada ibu yang tidak mau menyusui bayinya sendiri. Sikap dan perilaku yang salah seperti ini harus kita luruskan, agar tercipta anak-anak yang sehat jasmani, mental, maupun sosial Selengkapnya...

Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung pelahan-lahan karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit. Adapun yang menjadi penyebab gagal ginjal kronik antara lain infeksi, penyakit peradangan, penyakit vaskuler hipersensitif, gangguan jaringan penyambung, gangguan kongenital dan heriditer, gangguan metabolisme, nefropatik toksik dan neoropati obstruksi. Gagal ginjal kronik terjadi setelah sejumlah keadaan yang menghancurkan masa nefron ginjal. Keadaan ini mencakup penyakit parenkim ginjal difus bilateral, juga lesi obstruksi pada traktus urinarius. Mula-mula terjadi beberapa serangan penyakit ginjal terutama menyerang glumerulus (glumerulonefritis), yang menyerang tubulus ginjal (pyelonefritis atau penyakit polikistik) dan yang mengganggu Prognosa gagal ginjal kronis Pada penyakit gagal ginjal dini (mikroalbuminuria) sudah mempunyai prognostik morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Dengan memberatnya kelainan ginjal, disertai dengan penurunan fungsi ginjal, prognosis terbukti semakin buruk, menuju gagal ginjal yang memerlukan dialisis, komplikasi organ target yang mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan angka kematian. Penatalaksanaan gagal ginjal kronis Pada tahapan gagal ginjal kronik gangguannya tergantung dari kerusakannya, antara lain dengan memperhatikan faal ginjal yang masih tersisa. Bila faal ginjal yang masih tersisa sudah sangat sedikit, usaha- usaha pengobatan biasa yang berupa diet, pembatasan minum, dan obat-obatan tidak berhasil maka akan memerlukan terapi khusus yaitu hemodialisis (Sidabutar, 1993). Dialisis adalah difusi partikel larut dari satu kompartemen cairan ke kompartemen lain melewati membran semipermiabel. Pada hemodialisis, darah merupakan salah satu kompartemen dan dialisat adalah bagian yang lain. Membran semi permiabel adalah lembar tipis, berpori-pori terbuat dari selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori membran memungkinkan difusi zat dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebes melalui membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri dan sel-sel darah terlalu besar untuk melewati pori-pori membran. Perbedaan konsentrasi zat pada dua kompartemen disebut gradien konsentrasi. Darah yang mengandung produk sisa seperti urea dan kreatinin, mengalir kedalam kompartemen dialiser atau ginjal buatan, tempat akan bertemu dengan dialisat, yang tidak mengandung urea atau kreatinin. Ditetapkan gradien maksimum sehingga zat ini mengalir dari darah ke dialisat. Aliran berulang darah melalui pada rentang kecepatan 200-400 ml/menit lebih dari 2 - 4 jam mengurangi kadar produk sisa ini menjadi keadaan yang lebih normal (Hudak & Gallo, 1996). Sistim dari hemodialisa akan membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat, membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan banding antar darah dan bagian cairan, biasanya terdiri atas tekanan positif dalam arus darah dan tekanan negatif (penghisap) dalam kompartemen dialisat (proses ultra filtrasi), mempertahankan atau mengembalikan sistim bufer tubuh dan mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh. Hal-hal yang mempengaruhi pada klien gagal ginjal kronis antara lain : 1.Umur Usia adalah umur individu yang dihitung mulai saat dilahirkan sampai saat ulang tahun (Elisabet, 1995). Semakin meningkat umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan seeorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin tua umur seseorang akan terjadi proses penurunan kemampuan fungsi organ tubuh (regeneratif) akan mempengaruhi dalam mengambil keputusan terutama dalam menangani penyakit gagal ginjal kronis sehingga klien dihadapkan pada masalah yang sangat komplek, hal ini akan menggangu perilaku klien (Hucklo, 1998). 2.Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu (Suwarno, 1992). Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk menambah ilmu yang dimiliki sehingga memudahkan dalam memperoleh informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatannya. Menurut Y.B Mantra yang dikutip oleh Notoatmojo (1985), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Kuncoroningrat, 1997). Faktor pendidikan seseorang sangat berperan dalam menghadapi kecemasan, karena klien mempunyai pengalaman dalam pendidikan akan lebih mampu mengatasi/menyelesaikan masalah dengan menggunakan koping yang efektif dan kontruktif dari pada seseorang dengan pendidikan rendah (Broewer, 1983). 3.Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya (Thomas, 1996). Pekerjaan yang membutuhkan waktu untuk duduk yang lama dan terus-menerus cenderung akan mempengaruhi organ tubuh seperti sakit pinggang, kejang-kejang dan tidak lancar buang air kecil hal tersebut karena kurang pergerakan sehingga akan mempengaruhi proses homeostasisnya (Erich, 1996) 4.Sosial ekonomi Sosial ekonomi merupakan pendapatan bruto yang dihasilkan oleh klien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Pada klien yang menderita penyakit gagal ginjal kronis memerlukan biaya pengobatan dan perawatan serta motivasi yang tinggi untuk kelangsungan hidupnya (Markum, 1991). 5.Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari pendidikan yang diperoleh, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra klien yang mengalami gagal ginjal kronis. 6.Lamanya sakit Bagi klien yang menderita penyakit kronis mempunyai perasaan bahwa tidak ada obat yang dapat diperoleh untuk penyembuhan penyakitnya, lamanya sakit merupakan hal yang menggagu klien dalam berperan baik sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya maupun sebagai pencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluarganya (Eiser, 1990). Selengkapnya...

LPJ Hafalkan Panca Prasetya Korpri

Bagi semua saja yang akan berangkat LPJ jangan lupa lo...menghafalkan Panca Prasetya Korpri, sebab bagi calon - calon PNS ini mutlak harus hafal. bagi semua saja yang male s buka - buka buku baca di sini aja.. PANCA PRASETYA KORPRI Kami Anggota Korps Pegawai Republik Indonesia, adalah insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berjanji : 1. Setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara. 3. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan. 4. Memelihara kesatuan dan persatuan bangsa serta kesetiakawanan Korps Pegawai Republik Indonesia. 5. Menegakkan kejujuran, keadilan dan disiplin serta meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme. Makna Panca Prasetya Korpri Kami anggota Korpri merupakan pernyataan dan janji secara sadar, ikhlas dan penuh tanggung jawab kepada diri sendiri, bagi mereka yang secara sah telah menempuh proses rekruitmen, pendidikan dan pelatihan, pengangkatan serta telah mengucapkan sumpah atau janji dan telah menandatangani ikatan kerja sebagai Pegawai RI. Oleh karena itu, anggota Korpri dapat dipercaya untuk memikul tugas atau jabatan pemerintahan. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Anggota Korpri dengan sepenuh jiwa mengakui bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah Sang Maha Pencipta, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ketakwaan yang diwujudkan ke dalam berbagai bentuk amal dan ibadah merupakan suatu pernyataan terima kasih yang luhur kepada Sang Maha Pencipta. a. Prasetya Pertama Setia merupakan sikap batin. Dengan demikian setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sikap batin anggota Korpri dan kesanggupannya mewujudkan dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Pada umumnya kesetiaan timbul dari pengetahuan dan pemahaman atas keyakinan yang mendalam terhadap sesuatu. b. Prasetya Kedua Setiap anggota Korpri menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara. Menjunjung tinggi adalah mengangkat dan meletakkan sesuatu di atas kepala dengan tujuan menghormati atau menghargainya, kehormatan, menyangkut martabat, harga diri, nilai-nilai keluhuran seseorang atau sesuatu yang menjadi sumber keberadaannya. Dengan demikian, pengertian menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara ialah menjunjung tinggi norma-norma yang hidup pada bangsa dan negara Indonesia. Memegang teguh rahasia. Rahasia dapat berupa rencana, kegiatan atau tindakan yang akan, sedang atau telah dilaksanakan. Rahasia dapat menimbulkan kerugian atau bahaya apabila diberitakan kepada atau diketahui oleh orang yang tidak berhak. rahasia dapat berupa dokumen tertulis, seperti surat, notulen rapat, peta, dan dapat pula berupa keputusan atau perintah lisan atau rekaman suara dari pejabat yang berwenang. Rahasia ada yang bersifat sangat rahasia, rahasia, atau terbatas, ada yang kerahasiaannya terus menerus, ada rahasia negara dan rahasia jabatan. Rahasia Negara adalah rahasia yang ruang lingkupnya meliputi seluruh atau sebahagian besar kepentingan negara dan dibuat oleh pimpinan tertinggi negara. Rahasia Jabatan ialah rahasia mengenai atau yang ada hubungannya dengan instansi tertentu dan dibuat oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. Karena jabatan atau pekerjaannya, pegawai RI yang menduduki jabatan tertentu mengetahui rahasia negara atau rahasia jabatan. Karena setiap kebocoran rahasia selalu menimbulkan kerugian atau bahaya, hendaklah menjadi kewajiban pegawai RI yang bersangkutan untuk memegang teguh rahasia negara atau rahasia jabatan yang diketahuinya atau yang dipercayakan kepadanya. Kewjiban memegang suatu rahasia berlaku terus menerus baik sewaktu masih aktif bekerja maupun sesudah pensiun. Memegang teguh rahasia, selain merupakan etik, juga merupakan kewajiban hukum yang terdapat di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. c. Prasetya Ketiga Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan bergantung pada kualitas dan ketangguhan pegawai RI. Oleh sebab itu pegawai RI harus melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab dan harus memahami kebijaksanaan pemerintah dan menguasai peraturan perundang-undangan menurut bidangnya masing-masing. Setiap anggota Korpri mempunyai kedudukan dan peranan sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat. sebagai Abdi Negara hendaklah bekerja dengan ikhlas dan sungguh-sungguh menurut bidangnya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan negara dan harus selalu mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Sebagai Abdi Masyarakat harus selalu memberikan layanan secara profesional yang sebaik-baiknya untuk memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat menurut bidangnya masing-masing dengan cara mempercepat pemberian layanan yang diperlukan masyarakat dan memberikan penjelasan yang diperlukan masyarakat tanpa pamrih. d. Prasetya Keempat Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan efek sinergi dari saling ketergantungan antara berbagai unsur di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam rangka memelihara/memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, setiap anggota Korpri harus berusaha, antara lain : 1) Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupannya sehari-hari. 2) Meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama dan kerja sama di antara rakyat Indonesia yang memeluk agama yang berbeda-beda dan menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3) Menghormati adat istiadat dan kebiasaan golongan masyarakat. 4) Meningkatkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial, khususnya terhadap lapisan masyarakat yang tertinggal di dalam pembangunan. Kesetiakawanan Korpri merupakan sikap batin dari mereka yang merasa senasib sepenanggungan di dalam mencapai misi bersama yang diembannya. Setiap anggota Korpri harus memelihara kesetiakawanan Korpri. Setia kawan merupakan sikap positif dari mereka yang mempunyai tujuan yang sama dan mempunyai persamaan cara di dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerjas ama personal, fungsional, profesional di antara anggota Korpri. e. Prasetya Kelima Berjuang menegakkan/meningkatkan mengandung pengertian kesediaan untuk selalu berbuat sesuatu yang lebih baik secara terus menerus. Kejujuran bagi anggota Korpri ialah ketulusan hati di dalam melaksanakan tugasnya dan tidak menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya. setiap anggota Korpri harus bersikap dan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, adil dan bersemangat untuk kepentingan negara. Kesejahteraan merupakan salah satu tujuan nasional negara kita. Oleh karena itu, segenap anggota Korpri harus turut serta aktif dan dinamis di dalam meningkatkan kesejahteraan umum demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan kesejahteraan pegawai RI dilakukan sebagai bagian yang menyeluruh dari pembangunan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Profesionalisme mengandung pengertian kesanggupan seseorang dalam menghayati, menguasai, mengerjakan suatu konsep/gagasan atau tugas yang dihadapi atau ditugaskan kepadanya. Disamping ilmu pengetahuan dan kemampuan, anggota Korpri hendaklah mempunyai kreativitas yang tinggi. Kreativitas mengandung arti kesanggupan atau keahlian seseorang dalam melahirkan berbagai gagasan, ide, konsep yang tepat, tepat guna dan hasil guna untuk keperluan atau penyelesaian sesuatu secara profesional Selengkapnya...

Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolik kronis yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikkan dengan hiperglikemia karena defisiensi insulin atau ketidakadekuatan penggunaan insulin. (Barbara Engram, 1998 : 532). Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Mansjoer Arif, 1999 : 580). Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan (1) kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan (2) berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. Etiologi Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel  pulau langerhans akibat proses auto imun. Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTII) disebabkan kegagalan relatif sel  dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Patofisiologi Diabetes Mellitus I (IDDM) dapat memperlihatkan rentang gejala dari ringan, gejala tidak spesifik sampai koma yang jelas. Umumnya akan menyerang pada individu yang berusia di bawah 30 tahun, yang sering memperlihatkan tanda-tanda klasik diabetes : poliuria, polidepsia dan polifagia. Individu dengan diabetes tipe I adalah insulin openik (memiliki defisiensi absolut insulin sebagai akibat kerusakan sel-sel beta pankreas) ; oleh karenanya pada penderita tersebut memerlukan pemberian insulin eksogen untuk mencegah ketoasidosis dan mempertahankan kehidupan. Dan tipe II, atau NIDDM, dapat ditunjukkan dengan beberapa atau tanpa gejala-gejala klasik DM. DM ini tipikal terjadi pada individu di atas usia 30 tahun yang mengalami kekurangan insulin relatif karena resisten terhadap insulin atau penurunan sensitivitas jaringan/responsivitas terhadap insulin eksogen/endogen. Manifestasi Klinis Diagnosis Diabetes Mellitus awalnya dipikirkan dengan adanya gejala khas berupa polifagia, poliuria, polidipsia, lemas, dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu, dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standart. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil pemeriksaan penyaring negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulangan tiap tahun. Bagi pasien berusia > 45 tahun tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun. Komplikasi Akut : Koma Hipoglikemia, Ketoasidosis, Koma Hiperosmolar non ketotik Kronik : Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak, Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetik, nefropati diabetik, Neuropati diabetik, Rentan infeksi, seperti TB paru, gingivitis, infeksi saluran kemih, Kaki diabetik. Penatalaksanaan Dalam jangka pendek penatalaksanaan Diabetes Mellitus bertujuan untuk menghilangkan keluhan/gejala Diabetes Mellitus, sedangkan tujuan jangka panjang adalah untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid dan insulin. Kerangka utama penatalaksanaan Diabetes Mellitus yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat hipoglikemik dan penyuluhan. Selengkapnya...

CARA MEBUAT BLOG

Seperti halnya email, buat account dulu di free blog provider (pemberi hosting/domain blog gratis). Yg paling populer adalah http://www.blogger.com. Bagi Anda yg sudah agak kenal teknologi bisa juga buat account di http://www.wordpress.com dan http://blogsome.com. Selain yg dua ini masih banyak penyedia blog gratis yg bisa Anda ketahui kemudian. Ikuti pentunjuk step-by-step ketika mendaftar. setelah proses registrasi selasai kemudian sign-in di http://blogger.com, anda dapat mulai memposting/mempublish apapun yg Anda inginkan di blog: mulai dari curhat, cerpen, puisi, tulisan serius sampai yg canda. Selengkapnya...

MARS KORPRI

Mars Korpri Satukan irama langkahmu Bersatu tekad menuju kedepan Berjuang bahu membahu Memberikan tenaga tak segan Membangun negara yang jaya Membina bangsa besar sejahtera Memakai akal dan daya Membimbing membangun mengemban Berdasar Pancasila Dan Undang - Undang Dasar Empat Lima Serta dipandukan oleh haluan negara Kita maju terus Dibawah panji Korpri Kita mengabdi tanpa pamrih Didalam naungan Tuhan Yang Maha Kuasa Korpri maju terus Selengkapnya...