ad

Kanker Serviks

Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks/mulut rahim, di mana pada keadaan ini terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik. ( Sarwono, 1996 ). Faktor Penyebab ( Sarjadi, 1995 ) Walaupun dalam arti biologis sebab kanker serviks belum diketahui, tetapi ada keadaan tertentu yang berhubungan erat sekali dengan penyakit ini, sehingga dapat dianggap sebagai faktor-faktor penyebab. •Umur pertama kali kawin yang relatif muda ( dibawah 20 tahun ). Dikatakan bahwa pada usia muda epitel serviks uteri belum cukup kuat untuk menerima rangsangan spermatosoa. Makin muda umur pertama kali kawin, makin tinggi resiko mendapatkan kanker serviks uteri. •Jumlah kelahiran per-vagina yang cukup banyak, dimana melahirkan anak lebih dari tiga kali akan mempertinggi resiko. •Higiene atau kebersihan alat genital yang kurang baik, sehingga memudahkan terjadinya servisitis yang dipercaya erat kaitannya dengan terjadinya kanker serviks. •Spermatosoa terutama yang mempunyai kandungan protein tinggi akan merubah susunan biokimia sel epitel yang siap tumbuh menjadi kanker. •Smegma, yang berdasarkan penelitian ditemukan pada kelompok Yahudi yang mempunyai kebiasaan melakukan sirkumsisi pada bayi pria yang baru lahir, ternyata insiden kanker serviks uteri ditemukan sangat sedikit pada istri-istri mereka. •Hubungan seksual yang terlalu sering, terlebih dengan pasangan yang berbeda-beda akan meninggikan resiko. Berbagai virus ( virus herpes simpleks tipe-2, human papilloma virus ) disebut-sebut juga menyebabkan terjadinya kanker ini. Tanda dan gejala Gejala klinis stadium awal, yaitu tanpa keluhan ditemukan secara kebetulan, beser putih ( fluor albus ) yang sulit sembuh, kontak berdarah ( perdarahan post koital ) atau perdarahan per vagina yang disangka sebagai perpanjangan waktu haid ( manuaba, 1998 ) Pada stadium lanjut, baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa perdarahan yang hebat, fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang dapar hebat ( Sarijadi, 1995 ) Pencegahan ( Tucker, 1999 ) •Mempertahankan riwayat siklus menstruasi secara akurat ( frekuensi, lamanya menstryasi, jumlah dan warna ). •Pentingnya mempertahankan kebersihan diri dan ginekologis dengan baik. •Perlunya menghindari seringnya douching, khususnya selama remaja dan selama kehamilan. •Pentingnya menunda fungsi seksual pada 10 tahun pertama. •Perlunya pemeriksaan ginekologis periodik, reguler. •Pentingnya pemeriksaan sitologi pap smear pertama pada awal aktifitas seksual atau usia 18 tahun. ACS ( American Cancer Society ) mengemukakan bahwa wanita yang melakukan pap smear normal selama 2 tahun berturut-turut, kemudian dapat melakukannya 3 tahun sekali. American College Of Obstetrics and Gynecology ( ACOG ) merekomendasikan bahwa wanita yang melakukan pap smear setiap tahun dapat berhubungan seksual secara aktif. Pap smear dan pemeriksaan fisik merupakan penilaian paling efektif untuk deteksi dini dan perawatan evaluasi yang sesuai untuk mencegah kanker servikal. Metode cermin dari pemeriksaan mandiri untuk mengamati : ekskoriasi kulit, ulserasi, benjolan, leukoplakia dan atrofi Terapi ( Bagian Obstetri dan Ginekologi, Unpad ) Makin dini diagnosa, makin baik hasil terapi, maka diagnosa dini harus lebih diutamakan . (1).Stadium 0 ( nol ) •Hystrektomi totalis dan pengangkatan vagina secukupnya. Pada wanita muda ditinggalkan satu atau dua ovaria. Tidak dilakukan radioterapi oleh karena : -dapat menyebabkan menopause pada wanita muda. -Ada beberapa kasus yang resisten terhadap radioterapi. -Tidak dapat dilakukan konfirmasi dari diagnosa. •Amputasi cervix atau konisiasi Dilakukan pada wanita muda yang masih ingin punya anak, dengan syarat : -Bila lesinya kecil sekali. -Bila dapat dilakukan pemeriksaan smear secara teratur. - Bila klien cukup pengetahuannya untuk mengerti arti penyakitnya. (2). Stadium I b ke atas. •Irradiasi •Operasi •Kombinasi ( irradiasi dan pembedahan ) Cytostatica. Makin dini diagnosa, makin baik hasil terapi, maka diagnosa dini harus lebih diutamakan . (1).Stadium 0 ( nol ) •Hystrektomi totalis dan pengangkatan vagina secukupnya. Pada wanita muda ditinggalkan satu atau dua ovaria. Tidak dilakukan radioterapi oleh karena : -dapat menyebabkan menopause pada wanita muda. -Ada beberapa kasus yang resisten terhadap radioterapi. -Tidak dapat dilakukan konfirmasi dari diagnosa. •Amputasi cervix atau konisiasi Dilakukan pada wanita muda yang masih ingin punya anak, dengan syarat : -Bila lesinya kecil sekali. -Bila dapat dilakukan pemeriksaan smear secara teratur. - Bila klien cukup pengetahuannya untuk mengerti arti penyakitnya. (2). Stadium I b ke atas. •irradiasi •Operasi •Kombinasi ( irradiasi dan pembedahan ) •Cytostatica. Komplikasi ( Bagian Obstetri dan Ginekologi, Unpad ). Komplikasi irradiasi : •Kerentanan kandung kencing ( bersifat sementara ). •Diare ( bersifat sementara ). •Perdarahan rektal. •Fistula vesico atau recto vaginalis. Komplikasi operasi : •Fistula ureteral dan vesical.

0 comments:

Posting Komentar