Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang terdapat di paru-paru, kebanyakan infeksi terjadi melalui udara (air borne) yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. ( Price., Sylvia.A, 1995) Depkes RI (1999) mendefisikan tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia malalui udara pernapasan kedalam paru. Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru kebagian tubuh lainya, melalui sistem peredasaran darah, sistem saluran limpe, melalui saluran nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Dalam pemberantasan penyakit tuberkulosis, ada 2 klasifikasi, yaitu: Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru merupakan bentuk paling sering dijumpai sekitar 80 % dari semua penderita. Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru ini merupakan satu-satunya bentuk dari tuberkulosis yang mudah menular. Tuberkulosis Ekstra Paru Merupakan tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, pleura, kelenjar lymfe, persendian, tulang belakang, saluran kencing, susunan saraf dan perut. Sebenarnya tuberkulosis dapat menyerang semua organ dari tubuh. (Depkes RI, 1999) Tanda dan Gejala Penyakit Tuberkulosis Tanda dan gejala yang paling umum pada penderita tuberkulosis paru adalah: •Batuk yang terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. •Mengeluarkan dahak bercampur darah (haemoptysis), sesak nafas dan rasa nyeri pada dada. •Lemah badan, kehilangan nafsu makan dan berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malan tanpa disertai kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan. (Depkes RI, 1999) Diagnosis Penyakit Tuberkulosis Untuk menentukan diagnosis tuberkulosis paru masa kini masih tetap dengan pemeriksaan mikroskopis. Hal ini karena pemeriksaan yang relatif mdah dan cepat, serta hasil yang spesifik. (Urbazik, 1997) Shrestha (1997), menyampaikan bahwa dalam program nasional tuberkulosis saat ini, perangkat diagnosis utama masih tetap pemeriksaan mikroskopis, kultur dan radiologis. Pengobatan Penyakit Tuberkulosis Paru Saat ini pengobatan dalam program pemberantasan tuberkulosis, menggunakan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek selama 6 bulan yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin ®, Pyrazinamide (Z), Streptomicyn (S) dan Ethambutol (E).(Depkes RI, 1999). OAT yang disediakan oleh program ada 3 macam yaitu : kategori – 1, kategori – 2, kategori – 3 dan sisipan (HRZE), obat ini diberikan kepada penderita secara gratis. Untuk memudahkan pemberian dan menjamin kelangsungan pengobatan, obat ini disediakan dalam bentuk bilster kombipak, 1 paket untuk 1 penderita dalam masa pengobatan. (Yoga, Tjandra, 2000) Setiap kategori pengobatan terdiri atas 2 tahap pemberian yaitu fase awal intensif dan fase lanjutan berkala. Pada fase awal penderita minum obat tiap hari dengan pengawasan penuh, sedangkan fase intermitten penderita minum obat 3 kali seminggu. (Depkes RI, 1999). Program AOT dibagi 3 kategori yaitu : a.Kategori – 1 (2HRZE/4 H3R3), diberikan : b.Penderita baru BTA positif c.Penderita baru BTA negatif/ Rontgen positif yang sakit berat dan ekstra paru berat, yang belum pernah meminum OAT atau kalau pernah kurang dari 1 bulan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar